untuk bertahan hidup?
Cari tahu brand pakaian dan alas kaki yang mana yang membayar buruhnya dengan upah layak.
Brand (brands owned) | Kantor Pusat |
---|
upah layak
80% buruh garmen adalah perempuan. Mereka secara rutin dibayar lebih rendah dari buruh laki-laki. Ketimpangan berbasis gender berakar secara mendalam pada ketimpangan kekuasaan di dalam industri ini, dan upah berdasarkan gender memiliki hubungan langsung dengan kekerasan verbal, fisik, dan seksual.
Baca lebih lanjut tentang GenderPara pemilik merk diuntungkan dari upah murah selama berpuluh tahun, membiarkan buruh garmen tanpa jaring pengaman melalui masa-masa sulit. Krisis COVID-19 menunjukkan ketimpangan sosial dan ekonomi industri garmen, terutama yang mempengaruhi jutaan orang yang terjebak dalam pekerjaan tanpa perlindungan hukum.
Tuntutan kamiSuaramu memiliki kekuatan
Dukunganmu membuat kami bisa melakukan pekerjaan kami. Inilah waktunya Brand bertanggung jawab atas kehidupan orang-orang yang membuat pakaian kita. Sebagai konsumen, kita memiliki kekuatan. Ketika kita berbicara, brand akan mendengarkan. Mintalah brand untuk membayar #LivingWageNow untuk memastikan bahwa pakaian yang kalian beli tidak dibuat dengan cara mengeksploitasi.
Mari Bertindak